Manajemen Optimalisasi Lahan Bekas Tambang Pasir dengan Pemanfaatan Tanaman Perintis
The Landformation 2013
Program Pengabdian Kepada Masyarakat
"Manajemen Optimalisasi Lahan Bekas Tambang Pasir
dengan Pemanfaatan Tanaman Perintis Cebreng"
Penambangan
merupakan kegiatan eksploitasi sumder daya alam yang menimbulkan berbagai
dampak negatif pada lingkungan. Lahan dapat mengalami kerusakan pada saat dan
setelah aktivitas penambangan berlangsung, kegiatan penambangan pasir dan batu
yang dilakukan tanpa adanya usaha reklamasi dapat menimbulkan masalah
lingkungan seperti penurunan kualitas tanah, longsor, erosi, dan terjadinya
banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Oleh karena itu,
kerusakana lingkungan karena eksploitasi lahan pertambangan di daerah bekas
tambang pasir sangat memerlukan adanya reklamasi lahan agar lahan menjadi
produktif dan berkelanjutan.
PKM kali ini
membahas tentang “Manajemen Optimalisasi Lahan Bekas Tambang Pasir (Galian C)
Dengan Pemanfaatan Tanaman Perintis Cebreng (Gliricida sepium)". Acara PKM ini merupakan rangkaian acara dari The
Landformation 2013 yang mengambil studi kasus di Desa Cibereum Wetan, Cimalaka,
Sumedang, Jawa Barat.
Dahulunyam,
Desa Cibereum Wetan, Cimalak, Sumedang tepatnya di kaki Gunung Tampomas
merupakan daerah yang hijau dengan adanya hutan alami yang ditumbuhi tanaman
tahunan sebagai vegetasi utamanya. Aktivitas penambangan yang dilakukan di desa
ini telah terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama yang di mulai sekitar tahun
1983 dan menjadikan lokasi ini sebagai penyuplai bahan material pasir khususnya
di Jawa Barat. Penambangan ini membuat kondisi lahan yang sebelumnya produktif
menjadi lahan kritis. Pada akhirnya tata guna lahan menjadi tidak optimal
karena berkurangnya kesuburan tanah akibat hilangnya lapisan top soil yang
menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh di atasnya. Oleh karen itu perlu adanya
suatu teknologi perbaikan untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan tersebut.
Cebreng
(istilah setempat) atau yang dikenal secara umum Tanaman Gamal (Glicirida sepium) merupakan tanama
golongan leguminae yang banyak tumbuh
di daerah tropis. Tanaman ini memiliki keunggulan yaitu mampu tumbuh di segala
jenis tanah termasuk di tanah yang kering sekalipun. Tanaman ini dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Akarnya mampu menghancurkan
batu- batu menjadu ukuran lebih kecil. Selain itu, serasah daun dari tanaman
ini merupakan pupuk hayati dan makanan bagi organisme tanah. Aktivitas
organisme tersebut nantinya akan membantu proses perubahan fisik tanah seperti
memperbaiki struktur tanah, aerasi tanah, dan membantu proses dekomposisi bahan
organik.
Acara PKM ini
di laksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Desember 2013. Acara di mulai sekitar
pukul 10.00 WIB. Sebelum memulai penanaman tanaman cebreng, para peserta di
beri pengarahan oleh dosen- dosen ilmu tanah diantaranya Bapak Ridha dan Bapak
Rahmat dan juga oleh Pemilik lahan reklamasi tersebut yaitu Bapak Uha. Peserta terlihat
sangat antusias dalam melakukan penanaman tanaman cebreng. Setelah itu, para
peserta di ajak berkeliling kebun buah naga milik pak Uha di lahan reklamasi
bekas tambang tersebut. Buah naga tersebut nantinya akan di distribusikan di
pasar- pasar swalayan dan pasar tradisional.
Pertanian
terpadu dalam upaya reklamasi lahan bekas tambang pasir yang dilakukan oleh
Kelompok Tani Simpay Tampomas dengan memanfaatkan tanaman cebreng (Glicirida sepium) sebagai pakan ternak
dan pupuk hijau sehingga berdampak pada pengembangan sosial ekonomi masyarakat,
perbaikan kualitas lingkungan, dan yang menjadi nilai tambah dari keberhasilan
upaya reklamasi ini yaitu sebagai sarana ekowisata berwawasan lingkungan dan
pendidikan.
posted by: Afdiyat Walton
posted by: Afdiyat Walton
0 komentar: